Pengarang: Tere-liye
Sinopsis:
Ini adalah kisah yang menawarkan keharuan karena cinta. Namun ini bukan keharuan cinta segitiga, segiempat, atau segilima yang seringkali memojokkan kita pada sekadar aksi rebutan perasaan antara laki-laki dan sejumlah perempuan - ataupun sebaliknya. Inilah keharuan yang kita butuhkan untuk menyemai cinta agar tumbuh sebagai pohon surga - tempat para bidadarinya mengukir senyum memesona. Inilah keharuan yang telah memposisikan desa tidak lagi sebagai subordinat atas kota, bahkan dunia, melainkan sebagai pusat kearifan dan sumber nilai kemanusiaan yang hakiki. Inilah keharuan yang dibalur oleh akurasi yang anggun-matang, bersih, dan - karenanya - membius. Inilah keharuan yang memantulkan cerlang pengalaman dalam kombinasi yang canggih: kesiapan mencerap dan kesiapan mengisahkan penulisnya. Inilah keharuan, juga air mata, yang mesti kita dapatkan untuk mengisi kantong emosi cinta kita yang - mungkin - sudah bolong-bolong.... (Muhammad Yulius, Pemimpin Redaksi Majalah Annida)
Indah, realistis, dan filosofis. Berbeda dengan karakter kebanyak novel yang selalu sempurna seperti telenovela, kisah novel ini sebaliknya amat sederhana, yang tidak saja menguatkan seluruh cerita tapi juga menciptakan sentuhan sentimentil bagi pembaca. Pesan kisah ini luar biasa. Mengajarkan kita tentang kebahagiaan sejati yang hanya bisa diperoleh jika kita sungguh-sungguh mencintai orang lain serta selalu bersyukur atas masa lalu, hari ini, dan masa depan.... (Dian IKS, CERAM-European School of Business, Sophia Antipolis-France)
Sinopsis:
Ini adalah kisah yang menawarkan keharuan karena cinta. Namun ini bukan keharuan cinta segitiga, segiempat, atau segilima yang seringkali memojokkan kita pada sekadar aksi rebutan perasaan antara laki-laki dan sejumlah perempuan - ataupun sebaliknya. Inilah keharuan yang kita butuhkan untuk menyemai cinta agar tumbuh sebagai pohon surga - tempat para bidadarinya mengukir senyum memesona. Inilah keharuan yang telah memposisikan desa tidak lagi sebagai subordinat atas kota, bahkan dunia, melainkan sebagai pusat kearifan dan sumber nilai kemanusiaan yang hakiki. Inilah keharuan yang dibalur oleh akurasi yang anggun-matang, bersih, dan - karenanya - membius. Inilah keharuan yang memantulkan cerlang pengalaman dalam kombinasi yang canggih: kesiapan mencerap dan kesiapan mengisahkan penulisnya. Inilah keharuan, juga air mata, yang mesti kita dapatkan untuk mengisi kantong emosi cinta kita yang - mungkin - sudah bolong-bolong.... (Muhammad Yulius, Pemimpin Redaksi Majalah Annida)
Indah, realistis, dan filosofis. Berbeda dengan karakter kebanyak novel yang selalu sempurna seperti telenovela, kisah novel ini sebaliknya amat sederhana, yang tidak saja menguatkan seluruh cerita tapi juga menciptakan sentuhan sentimentil bagi pembaca. Pesan kisah ini luar biasa. Mengajarkan kita tentang kebahagiaan sejati yang hanya bisa diperoleh jika kita sungguh-sungguh mencintai orang lain serta selalu bersyukur atas masa lalu, hari ini, dan masa depan.... (Dian IKS, CERAM-European School of Business, Sophia Antipolis-France)
EmoticonEmoticon